Senin, 18 April 2011

Sinopsis cinta cenat-cenut episode 8 "The Old Man" [TRANSTV]


Putri yang mendengar kabar pertunangan Rafael dan Gladis pun sontak terkejut dan memilih untuk meninggalkan tempat pesta secepat mungkin. Putri pun berlari keluar dan menangis. Rafael tampak mengejar Putri dan menjelaskan semuanya. Kalau dirinya tidak tahu-menahu perihal pertunangan ini. Tetapi Putri berkata kalau dia tidak kuat lagi kalau terus seperti ini. Putri pun pergi meninggalkan Rafael. Tiba-tiba Gladis datang dan mencegah Rafael mencegah Putri dengan berbagai cara. Rafael pun luluh saat Gladis berkata Putri butuh waktu untuk sendiri. Setelah itu Rangga datang dan bertanya apakah Gladis sudah mengetahui rencana pertunangan. Gladis tetap tidak mengakuinya.

“Kenapa? Kamu ga suka aku tunangan sama Rafael? Kalau aku jodoh sama Rafael, ya mau gimana lagi?”

Putri pulang ke rumah dengan mata sembab. Ayah dan ibu Putri heran mengapa Putri pulang dari pesta malah menangis. Ayahnya sudah mengetahui kalau semua ini pasti gara-gara Rafael. Ayah Putri pun jadi emosi. Sementara itu Rafael memaksa mama nya untuk membatalkan pertunangan ini dan menjelaskan kalau dirinya dengan Gladis tidak ada hubungan apa-apa. Tetapi keputusan mama Rafael sudah bulat. Menurutnya Rafael harus mempunyai pasangan yang sederajat untuk mendampinginya mempin TORO Group, dan hanya Rafael lah yang pantas memimpin TORO Group

Keesokan harinya Putri tidak nafsu makan sama sekali. Melihat keadaan Putri seperti itu Ayah Putri kembali berniat menemui Rafael dan membuat perhitungan. Sejak Putri kenal dengan Rafael, Putri jadi sedih melulu. Ibu Putri malah memarahi ayah Putri dan melarang melakukan itu.

Di sekolah pun heboh berita pertunangan Rafael dan Putri. Tidak hanya Guntur yang terkejut mendengarnya, Zee dan gank nya pun juga. Saat Gladis datang, Zee bertanya mengapa dirinya tidak diundang dan yang lebih parahnya mengapa dirinya tidak mengetahui kabar itu dari Gladis sendiri. Gladis bilang kalau acara itu dibuat oleh mamanya Rafael.

“Lo tau sendiri kan. Orang yang datang ke ulang tahun mamanya Rafael itu bukan orang sembarangan.”

Zee pun kesal mendengar itu. Ditambah lagi teman-temannya bukannya marah, malah mengucapkan selamat untuk Gladis.

Gladis mendatangi Putri saat jam istirahat. Gladis berpura-pura meminta maaf dan berkata tidak mengetahui soal pertunangan itu. Sekaligus menjelaskan kalau orang tuanya sekalipun tidak akan bisa menentang pertunangan itu. Melihat Putri yang kelihatan hopeless, Gladis merasa sangat puas. Putri menangis mengingat semua hal yang telah membuat dirinya sakit. Morgan datang dan menjulurkan sapu tangan miliknya untuk Putri.

“Tiap kali ketemu lo, kenapa ya gue lebih sering liat lo nangis daripada ketawa?”

“Sorry.”

“Oh ya. Hape lo ga aktif semaleman.”

“Iya, Gue emang lagi ga pengen ngomong sama siapa-siapa.”

“Ga masalah. Gue jadi ingat waktu pertama kali kita ketemu. Lo yang ngebentak Rafa, keliatan kuat dan tegas banget.”

“Iya ya. Gue yang sekarang jadi cengeng banget. Coba kalo lo itu pacar gue. Pasti gue ga akan sering nangis-nangis kaya gini, Gan. Dan lo ga akan buat gue sedih kaya gini. Iya kan? Dan seandainya aja cowo yang gue suka itu lo, Gan?”

Putri pun memeluk Morgan, menangis di dekapannya. Di bawah sinar matahari, Morgan ingin sekali membalas pelukan Putri. Tapi ada sesuatu yang menahan dirinya untuk melakukan itu.

Papa Morgan datang menemui mama Rafael di kantornya dan menanyakan politik apa yang sendang dijalankan mama Rafael. Papa Morgan menuduh mama Rafael melancarkan pertunangan ini agar semua kolega tau Rafael lah yang pantas memimpin TORO Group. Mama Rafael dan papa Morgan pun bersitegang mengenai hal ini. Sampai akhirnya papa Morgan berkata

“Kita lihat aja nanti. One day, kalau saya bisa memimpin perusahaan, kamu jangan harap dapat satu posisi pun!”

Di sekolah, Guntur bertanya kepada Putri soal pertunangan Rafael dan Gladis. Putri malah memarahi Guntur karena bertanya soal itu. Saat melihat Rafael datang, Putri jadi terdiam. Rafael mengajak Putri untuk bicara tetapi Putri dengan tegas menolaknya. Guntur dengan gagah berani berkata kepada Rafael untuk tidak menyakiti Putri lagi. Saat Rafael membentak balik, Guntur pun ciut dan berlalu pergi. Rafael berjanji kepada Putri kalau dia akan membujuk mamanya membatalkan pertunangan ini. Gladis melihat dan mendengar kejadian ini. Gladis pun berencana mengadukan hal ini ke mama Rafael.

Gladis ternyata benar-benar mengadukan hal ini kepada Mama Rafael. Gladis juga memfitnah Putri merebut Rafael dari dirinya sekaligus memaksa Rafael membatalkan pertunangan ini. Mama Rafael pun marah mendengar hal itu. Keesokan harinya mama Rafael melabrak Putri yang sedang dalam perjalanan menuju sekolah. Dihadapan ayah Putri, mama Rafael meminta Putri menjauhi Rafael dan mengancam akan menghancurkan keluarga Putri jika Putri masih berani mendekati Rafael. Putri pun emosi mendengar hal itu. Putri malah balik memarahi mama Rafael dan pergi.

“Asal tante tau ya. Orang yang suka menindas orang yang lemah, itu adalah cara yang paling murahan di dunia ini!”

Guntur terkejut mendengar Putri dilabrak mama Rafael. Putri meminta Guntur merahasiakan hal ini dari siapa-siapa. Rafael datang dan Putri pun langsung pergi begitu saja. Saat Guntur ingin pergi, Bisma menariknya dan menghalangi Guntur suapaya tidak pergi. Rafael membentak Guntur dan bertanya kenapa Putri menghindarinya. Guntur pun terpaksa mengakui kalau mama Rafael telah melabrak dan mengancam Putri. Rafael dan anak SMASH lainnya pun terkejut mendengar hal itu.

Ayah Putri mengajak Putri pergi ke tempat pemancingan dengan tujuan menghibur Putri. Sesampainya disana Putri dan ayahnya melihat seorang kakek tua yang sedang memancing. Ayahnya juga sempat bergurau tentang kakek itu, sampai kakek itu terjatuh ke kolam karena terkejut mengetahui umpannya di sambar ikan. Putri dan ayahnya pun panic dan menolong kakek itu. Seorang bapak-bapak datang dan berkata kalau kakek itu adalah ayahnya. Kakek itu sempat bangun dan saat melihat Putri kakek itu berkata ‘princess’. Putri kaget mendengar itu dan melihat kakek itu pingsan lagi, Putri dan ayahnya cepat-cepat membawa kakek itu ke rumah.

Di rumah Bapak itu (Bp. Hasan), Putri bertanya apa tidak sebaiknya kakek dibawa ke dokter. Bp.Hasan menolak karena menurut beliau biayanya pasti mahal. Ayah Putri berkata kalau dirinya akan menanggung biaya pengobatan kakek, tetapi bp.Hasan tetap menolak. Menurut beliau besok kakek juga pasti sembuh. Putri dan ayahnya pun berpamitan pulang. Putri juga berjanji akan mampir lagi menjenguk kakek sekaligus mengembalikan baju bp.Hasan. Sebagai ucapan terima kasih, bp.Hasan pun memberikan beberapa ekor ikan untuk dibawa pulang.

Putri kembali mampir menjenguk kakek (Hengky Solaiman) dan sekaligur mengembalikan baju pak Hasan. Kakek itu awalnya kaget bertemu Putri yang sangat mirip dengan anaknya, tetapi akhirnya menyadari kalau Putri lah yang menolongnya. Putri heran melihat kakek itu ingin mancing lagi, karena menurutnya berbahaya terlebih lagi kakek itu sendirian. Kalau jatuh lagi siapa yang akan menolong. Akhirnya Putri pun menemani kakek itu mancing. Mereka mancing dengan penuh semangat. Mereka juga mendapat hasil yang sangat banyak. Putri senang sekali hari itu. Semua beban dan kesedihan dirinya seakan hilang begitu saja. Kakek bertanya Putri ada masalah apa. Putri pun akhirnya menceritakan masalahnya. Kakek memberi saran kepada Putri dan berkata,

“Walaupun fisik kakek sudah tua, tapi mata kakek tidak pernah tua nak. Kakek bisa lihat juga dari mata kamu! Satu hal yang kakek lihat, semangat”

Rafael meminta penjelasan kepada mamanya mengapa mamanya sampai melabrak dan mengancam Putri segala. Mama Rafael pun menuduh Putri mengadu kepada Rafael. Rafael berkata kalau Putri tidak mengadu dan tidak pula mendekati dirinya. Justru dia lah yang mendekati Putri. Mama Rafael jadi marah dibuatnya. Mama Rafael berkata kalau Rafael dan Putri berbeda dan beliau tidak segan-segan untuk campur tangan soal itu. Rafael mengancam kalau sampai mamanya menghalangi hubungannya dengan Putri, Rafael tidak takut untuk bebruat hal yang lebih nekat dari yang mamanya kira.

Gladis yang sedang makan berdua dengan Rangga sangat senang mendapat telpon dari Rafael. Di telpon Rafael bertanya apa yang sudah dikatakan Gladis kepada mamanya sampai-sampai mamanya mendatangi Putri. Gladis berbohong kepada Rafael kalau dia tidak ngomong apa-apa. Mendengar semua itu Rangga marah kepada Gladis. Rangga sangat yakin kalau Gladis berbohong kepada Rafael. Rangga memohon Gladis untuk jujur kepada dirinya. Rangga tidak mau Gladis melakukan ini semua hanya untuk Rafael. Karena hal itu percuma, Rafael tidak akan pernah berpaling dari Putri. Gladis jadi bad mood dan memilih untuk pulang.

Keesokan harinya Gladis menemui Morgan dan memastikan kalau Morgan tidak memberitahu Rafael tentang rencana. Morgan berkata kalau dirinya tidak ingin Rafael menderita menjalani pertunangan itu. Gladis heran mengapa Morgan jadi peduli kepada Rafael. Saat Morgan berkata dia bukan peduli kepada Rafael, Gladis jadi sadar kalau Morgan mencintai Putri. Gladis malah menghasut Morgan supaya mendekati Putri lagi agar rencananya berjalan dengan lancar.

Morgan jadi bingung. Dia pun mendatangi mamanya dan mencurahkan segala isi hatinya. Morgan berkata kalau dia sekarang punya kesempatan lagi untuk mendekati Putri. Tetapi dia takut kalau dirinya tidak bisa mendapatkan hati Putri. Morgan tidak tau apakah dirinya harus mengejar Putri atau malah diam. Mama Morgan pun membelai lembut rambut Morgan dan berkata,

“Kejar dia.”

Keesokan harinya sekolah kembali heboh dengan pengumuman kalau beasiswa Putri telah dicabut. Zee dan kawan-kawan pun senang, karena akhirnya Putri keluar juga dari sekolah mereka. Guntur terkejut melihat pengumuman itu. Saat Putri datang dan melihat keramaian di papan pengumuman, Putri jadi penasaran dan ikut melihat. Saat mengetahui beasiswa nya dicabut, Putri sangat sedih dan berlari pergi. Tak berapa lama anak-anak SMASH pun datang. Rafael terkejut mendengar itu dan langsung mengetahui kalau mamanya lah yang ada dibalik kejadian ini. Rafael ingin mengejar Putri tetapi Morgan menghalanginya. Menurut Morgan, Putri belum mau menemui Rafael dan bilang kalau dirinya lah yang akan menemani Putri.

Putri menangis dan saat Morgan datang Putri menumpahkan semua emosi yang ia rasakan.

“Kenapa sih, orang yang punya kuasa selalu bertindak seenaknya. Sedangkan gue orang yang biasa-biasa aja Cuma bisa diem ga bisa berbuat apa-apa. Itu ga adil tau ga! Emangnya dapat beasiswa itu gampang apa?! Gue sekolah disini karena jerih payah gue sendiri! Mereka sih enak tinggal nyambut. Ga bisa mikirin perasaan orang apa?! Gue harus ngomong apa sama ibu sama ayah?”

“Yaudah gue anterin lo pulang, kalau perlu gue bantuin ngomong sama orang tua lo.”

“Ga. Gue ga mau pulang dulu. Gue belum siap. Mereka pasti kecewa banget sama gue. Gue mau ke tempat pemancingan aja”

“Pemancingan? Ngapain?”

“gapapa. Akhir-akhir ini. Gue selalu ngerasa tenang kalau ada disitu.”

“gue anterin lo kesana.”

Rafael datang ke rumah dan menemui mamanya. Rafael bertanya kenapa mamanya mengeluarkan Putri dari sekolah. Menurutnya mamanya tidak berhak mencabut beasiswa Putri gara-gara dirinya. Mamanya menjawab kalau itulah akibatnya kalau Rafael membantah mamanya. Rafael mengancam mamanya kalau dirinya juga akan keluar dari sekolah. Mama Rafael pun tambah marah. Tiba-tiba ada telpon dan mama Rafael tampak terkejut menerima telpon itu.

Diperjalanan menuju tempat pemancingan, Morgan menerima sms kalau dirinya harus segera pulang ke rumah. Putri pun berniat untuk turun saja, tetapi Morgan mencegahnya. Menurutnya Putri harus ikut ke rumahnya agar beasiswa-nya bisa dikembalikan lagi. Putri pun menurut.

Mama Rafael yang sudah tiba di rumah Morgan terkejut melihat kedatangan Putri dan Morgan. Mama Rafael memarahi Morgan mengapa Morgan mengajak Putri. Morgan menjawab itu haknya karena ini adalah rumahnya. Rafael kembali mengancam mamanya kalau mamanya tidak mengembalikan beasiswa Putri, Rafael akan pergi dari sekolah. Mama Rafael pun marah dan menuduh Putri mengajari Rafael yang bukan-bukan. Putri pun juga jadi emosi dituduh seperti itu. Mendengar ada keributan, seorang kakek datang sambil mendorong kursi roda mama Morgan.

“ada apa ini ribut-ribut?” ujar kakek

Rangga. Rafael, Morgan pun terkejut melihat kakek mereka ada di rumah itu, Putri juga terkejut. Karena melihat kakek yang ditolongnya di pemancingan.

PERHATIAN: Review ini membeberkan isi cerita

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar